Sabtu, 23 Februari 2013

Cerita Dibalik Brand "Woles" dan "Yeah Right"

Merk clothing line sudah sangat beraneka ragam. Dari busana seperti kemeja, kaos, celana, sepatu, hingga aksesoris. Merk-merk tersebut menghiasi penampilan anak-anak muda. Ada yang sudah ada sejak lama dan ada pula yang baru saja merintis. Untuk yang baru ini ada sebuah merk bernama “WOLES”, sebuah clothing line unik namun sederhana yang mampu menarik banyak konsumen untuk memakainya.
Sebenarnya apa arti dari WOLES? Mengapa merk tersebut begitu digemari? Ada kisah menarik dari pertanyaan-pertanyaan tersebut. Kali ini OktoMagazine berkesempatan untuk bertemu dan mewawancarai sang pemilik merk di kediaman sekaligus kantornya di daerah fatmawati.
Agit, begitu ia disapa, berbagi cerita mengenai latar belakang bagaimana akhirnya ia mampu menciptakan ide brilian dan mewujudkan impiannya ini.
Di umur yang masih cukup muda, yaitu di usianya yang ke-18, Agit harus menerima kenyataan pahit. Saat itu, sang ibu telah meninggalkannya untuk selamanya. 40 hari kemudian, sang Ayah menyusul ke pangkuan sang khalik. Ia beserta beberapa kakaknya, berjuang untuk meneruskan hidup tanpa orang tua. Setelah lulus SMA, Agit pun tidak melanjutkan kuliah karena tidak ada biaya, ia lalu bekerja di salah satu distro di kawasan Kebayoran Baru sebagai shop keeper.
Karena kemauan kerja dan belajarnya yang kuat, beberapa bulan kemudian ia diangkat menjadi store manager yang merangkap sebagai marketing promo dan beberapa bidang lainnya. Hingga beberapa tahun berjalan, ia pun menjadi orang yang berpengaruh dalam perkembangan distro tersebut.
Di kala bekerja, ia mempunyai keinginan untuk memiliki merk clothing line sendiri. Namun karena keterbatasan modal, dengan uang yang ada ia memiliki ide untuk membuat stiker. Merk pertama yang ia punya adalah “Yeah Right”, sekitar dua tahun yang lalu. Produk pertamanya juga masih sebatas stiker, ia belum memproduksi pakaian apapun.
Setelah itu barulah ia mencoba untuk mendesign sendiri kaos ciptaannya dengan menyelipkan sebuah stiker dengan gambar baby octo, sebuah gambar gurita lucu berwarna ungu. Gambar gurita dengan empat buah tangan tersebut terinspirasi dari sang Ibu yang memiliki empat orang anak dan berjuang untuk membahagiakan hidup mereka.
Ternyata Yeah Right mendapat banyak apresiasi dari banyak pihak. Desainnya yang lucu ternyata sangat disukai hingga saat ini. Merk ini banyak dipakai oleh para musisi dan public figure lainnya. Perjuangan anak muda ini pun bisa dikatakan berhasil. Namun, ia tidak berhenti berinovasi sampai di situ saja. Setahun kemudian ia membuat merk selanjutnya bernama WOLES.
Latar belakang terciptanya WOLES pun cukup menarik. Itu bermula pada saat ia memperhatikan tweet orang-orang yang ia follow di jejaring media sosial, Twitter. Setiap status teman yang mengeluh tentang macetnya Jakarta atau status lain yang menyuarakan keresahan, Agit selalu merespon dengan kata “woles” yang berarti santai. Hal tersebut berlangsung hingga beberapa waktu.
Selanjutnya, pria bernama lengkap Agtya Priyadi ini pun memiliki ide untuk membuat sebuah gimmick baru mengenai hal-hal yang berhubungan dengan woles. Ia lalu membuat stiker sederhana bertuliskan “woles” yang ditempelkan di cover handphone teman-temannya.
Setelah itu, ia bahkan menempelkannya di tempat-tempat umum dan juga memposting gambar tersebut di Twitter. Lalu ia mencoba untuk membuat sebuah kaos sederhana dengan tulisan “woles”.
Ternyata respon yang diterima jauh melebihi ekspektasinya. Banyak orang yang menyukainya bahkan pemesanannya lebih luar biasa daripada Yeah Right sendiri.
Hingga di awal tahun 2012 ini, omzet penjualan dari kedua merknya tersebut ternyata sudah menembus puluhan juta rupiah per bulan. Saat ditanyakan mengenai perbedaan dari Woles dan Yeah Right, Agit pun mengatakan, “Yeah Right itu lebih ke gambar-gambar yang lucu, karena image dari baby octo-nya pun lucu,” jelas Agit kepada Oktomagazine. “Kalo Woles lebih ke street market, dengan desain yang simple dan plesetan-plesetan dari beberapa merk yang kita kembangin.”
“Bedanya merk-merk saya dengan yang lain adalah dari konsepnya, nggak hanya sekedar produksi semata,” Lanjutnya menjelaskan produk-produknya. “Konsep dari setiap produk yang akan dibuat itu benar-benar dipikirkan.”
Agit menyebut sang kakak, gitaris dari sebuah band bernama Pee Wee Gaskins, Ayi Mahardika, sebagai salah satu orang yang berpengaruh dalam hidupnya. Agit mengatakan bahwa sang kakak adalah salah satu pendukung terbesarnya bersama dengan sang almarhumah Ibu dan beberapa orang lainnya. Kepergian kedua orang tuanya diakui sebagai jalan dari Tuhan.
“Sewaktu bekerja di distro saya pun berpikir, kepergian orang tua pasti ada hikmahnya,” ungkap Agit. “Saya selalu ingat kata-kata Ibu, itu yang membuat saya bisa bangkit dan termotivasi. Semua yang saya lakukan akhirnya ke arah yang positif, dan saya tidak terjerumus ke penyalahgunaan drugs.”
Target selanjutnya Agit berencana untuk membuat beberapa gimmick baru, unik tentunya, untuk memasarkan produk-produk terbarunya. Dalam jangka dekat ini, ia berencana untuk membuat acara. Sebuah konsep bernama “Yeah Right Cares”, yang dimaksudkan adalah dengan desain kaos yang ia buat lalu ia jual, dan hasil keuntungannya tersebut disumbangkan kepada yatim piatu.
Ia berencana menggabungkan konsep Yeah Right Cares tersebut dengan konsep Brand of Brothers, sebuah gimmick baru penggabungan antara Yeah Right, Woles, dan merk clothing line milik Ayi, The Dirty Harry.
Sosok pemuda bersahaja yang penuh semangat ini sekiranya mampu untuk menginspirasi banyak orang, terutama anak muda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar